Dalam keseharian, banyak orang kesulitan membedakan antara buaya dengan alligator karena penampilan fisik yang hampir sama.
Tapi, buaya dan alligator sebenarnya diklasifikasikan dalam keluarga (family) yang berbeda.
Buaya Versus Alligator
Alligator sangat mirip dengan buaya, baik dari penampilan, habitat, atau kebiasaan makan.
Oleh karena itu, cukup sulit membedakan antara buaya dengan alligator.
Tapi, ketika Anda mempelajari sifat-sifat dasar dari masing-masing kelompok secara terpisah, Anda akan dengan mudah mengetahui perbedaan antara buaya dan alligator.
Berikut adalah perbandingan antara buaya dengan alligator:
1. Taksonomi
Meskipun kedua reptil ini sama-sama dari ordo Crocodilia, buaya diklasifikasikan dalam keluarga Alligatoridae sedangkan buaya adalah anggota keluarga Crocodylidae.
2. Habitat
Buaya dan alligator sama-sama menyukai habitat di dekat badan air dan bertelur di darat.
Perbedaannya, alligator lebih memilih habitat air tawar, sedangkan buaya lebih suka hidup di air payau atau air asin.
3. Perilaku
Buaya dan alligator bisa pula dibedakan dari perilaku dan temperamennya.
Kedua reptil ini termasuk ‘pemarah’ namun buaya relatif lebih agresif dibandingkan dengan alligator.
Alligator cenderung menghindar ketika bertemu dengan manusia sedangkan buaya akan menyerang siapapun yang berada di dekatnya.
4. Warna tubuh
Warna tubuh alligator lebih gelap dibandingkan buaya. Warna alligator kebanyakan kehitaman atau abu-abu, sedangkan buaya berwarna hijau zaitun atau coklat.
5. Bentuk moncong
Perbedaan paling mencolok antara alligator dan buaya adalah bentuk moncong.
Alligators memiliki moncong yang lebih luas berbentuk ‘U’, sedangkan moncong buaya lebih sempit dan berbentuk ‘V’.
6. Posisi rahang dan gigi
Letak gigi juga merupakan ciri pembeda antara buaya dan alligator.
Pada alligator, rahang atas lebih besar dibanding rahang bawah sehingga ketika mengatup, rahang atas menutup sepenuhnya rahang bawah sehingga tidak ada gigi yang mencuat keluar.
Sedangkan rahang atas dan rahang bawah buaya relatif sama sehingga ketika mulutnya mengatup akan nampak gigi yang mencuat di sela-sela rahang.
7. Kaki belakang
Kaki belakang buaya memiliki pinggiran bergerigi yang tidak terlihat pada kaki belakang alligator.
8. Dermal Pressure Reseptor (DPR)
DPR adalah lubang sensorik kecil berwarna hitam yang berfungsi membantu mendeteksi perubahan tekanan air.
Buaya dan alligator sama-sama mengandalkan sensor ini ketika mencari mangsa.
Pada alligator, DPR terdapat hanya di sekitar rahang, sedangkan pada buaya sensor ini terdapat hampir di seluruh tubuh.
9. Kelenjar garam
Baik buaya dan alligator sama-sama memiliki struktural kelenjar garam di lidah.
Buaya menggunakan kelenjar garam untuk membuang kelebihan garam dari tubuh, sedangkan pada alligator kelenjar ini tidak memiliki fungsi.
Ini adalah alasan mengapa buaya bisa mentolerir air asin, sedangkan alligator tidak bisa.
kunjungi juga fakta tentang buaya
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar