A.Sejarah
Pusat Penyelamatan Satwa Liar Cikananga (PPSC), merupakan lembaga non-profit ditujukan untuk melestarikan kehidupan liar dan habitanya di Indonesia. PPS Cikananga berdiri secara resmi pada tanggal 27 Agustus 2001. Misi dari Cikananga adalah turut kontribusi dalam upaya pelestarian satwa langka dan terancam beserta ekosistemnya di Indonesia, dengan mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya penegakan hukum penertiban pemeliharaan satwa liar yang dilindungi hukum di Indonesia. Aktivitas utama dari Cikananga adalah menyediakan sarana pendukung dan sumber daya manusia, untuk menjaga barang bukti hasil penertiban dan mempersiapkan latihan bagi satwa liar sebelum di kembalikan ke habitatnya. Hal-hal yang melatarbelakangi berdirinya PPSC antara lain masih maraknya pemeliharaan dan perdagangan satwaliar yang dilindungi, adanya berbagai perangkat kebijakan hukum dan peraturan menganai pemeliharaan dan perdagangan satwaliar yang masih jauh dari sasaran, dan terbatasnya pusat transit dan rehabilitasi satwaliar yang dilindungi. Yayasan yang didanai oleh Gibbon Foundation ini bertugas untuk menampung, merawat, dan melatih satwaliar hasil sitaan atau serahan sukarela dari masyarakat yang selanjutnya dilepas kembali ke habitat alaminya. Jumlah satwa di PPSC saat ini mencapai angka 2000 ekor dan hingga saat ini pihak PPSC telah berhasil melepasliarkan beberapa satwa seperti buaya muara, jalak putih, elang laut, elang brontok dan elang ular. B.Letak dan Luas Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga dibangun di atas tanah seluas 14 ha yang berlokasi di Kampung Cikananga, Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penyelamatan satwa liar itu terletak di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Lokasi penyelamatan dan penangkaran satwa berada di kaki Gunung Halimun. Sekitar 1.200 satwa dirawat dan dilatih untuk dapat kembali lagi ke habitatnya semula. C.Kondisi Fisik Kondisi fisik di PPS Cikananga cukup sejuk dengan temperatur kurang dari 22o C. kelembabannya cukup tinggi dengan kondisi iklim yang yang teratur. Curah hujan tinggi mengingat PPS Cikananga terletak di Gunung Halimun. Toprografi di PPSC bergelombang dengan tanah yang senantiasa lembab. D.Kondisi Vegetasi Vegetasi di PPSC cukup rapat dengan jenis dominan berupa kayu afrika yang merupakan tanaman khas di daerah tersebut. Selain itu terdapat pula bambu, tanaman buah-buahan, semak belukar, rumput-rumputan dan jenis tanaman lain yang menambah kesejukan di tempat itu. Dengan kondisi vegetasi yang mendukung, pencarian pakan tidak perlu dikhawatirkan. E.Kondisi Sarana dan Prasarana Fasilitas yang ada di PPSC adalah sebagai berikut : 1.Lahan seluas 120.000 m2 untuk tujuan bangunan kandang satwa, kantor, penghijauan, tanaman pakan satwa dan lahan sosial untuk masyarakat. 2.Kandang darurat berupa ; 64 kandang Paruh Bengkok 51 kandang burung elang 2 kandang pre-release burung air 4 kandang primata 2 kolam buaya 1 kandang ular 12 kandang kasuari 4 kandang pre-release kasuari 1 kandang muncak 7 kandang transportasi 1 kolam ikan untuk pakan satwa Penangkaran marmot untuk pakan satwa Penangkaran burung puter untuk pakan satwa 1 bangunan kantor 1 gudang material 1 gudang pakan 2 pos satpam 4 bangunan mess karyawan Fasilitas-fasilitas tersebut sangat mendukung kegiatan pengelolaan di Pusat Penyelamatan Satwa. F.Permasalahan Secara umum permasalahan baik dari segi ekologi, ekonomi, serta sosial tidak ada hambatan yang berarti. Akan tetapi populasi satwaliar yang ada di PPSC yang mencapai 2000 ekor adalah suatu permasalahan yang besar, yaitu antara lain dimana lokasi yang menjadi tempat habitat satwa tersebut ketika dipindahkan, banyak satwa yang mati karena kurang mampu untuk beradaptasi, kekurangan sumberdaya manusia yang menjadi relawan ketika sedang melakukan sitaan atau translokasi dan sebagainya. Kekurangan tenaga ahli dibidangnya, contohnya adalah ahli terhadap pakan spesies tertentu, ahli habitat, dan sebagainya.
JENIS SATWA
A.Jenis Satwa yang Dipelihara Jenis-jenis satwa yang ada di PPS Cikananga antara lain : No. Nama lokal Nama ilmiah Jumlah Sumber Keterangan 1.Owa jawa Hylobates moloch 7 Sitaan dan serahan 2.Siamang Symphalangus sindactylus 9 Sitaan dan serahan 3.Owa ungko Hylobates agilis albibarbis 7 Sitaan 4.Monyet ekor panjang Macaca fascicularis 50 Serahan dan sitaan 5.Beruk Macaca nemestrina 50 Sitaan dan serahan 6.Lutung budeng Trachypithecus auratus 2 Sitaan dan serahan 7.Lutung kelabu Trachypithecus cristatus 5 Sitaan dan serahan 8.Macan tutul Panthera pardus 3 Sitaan 9.Macan kumbang Panthera pardus melas 1 Sitaan 10.Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae 1 Sitaan 11.Kucing emas Catopuma temminckii 1 Translokasi 12.Beruang madu Helarctos malayanus 6 Translokasi 13.Binturong Arctictis binturong 2 Translokasi 14.Buaya muara Crocodylus porosus 14 Translokasi 15.Musang galing Paguma larvata 1 Translokasi 16.Kucing hutan Felis bengalensis 2 Serahan 17.Ular sanca bodo Python molurus bivittatus 2 Translokasi 18.Ular sanca kembang Python reticulatus Sitaan 19.Ular sanca hijau Morelia viridis Sitaan 20.Elang hitam Ictinaetus malayensis Sitaan dan serahan 21.Elang brontok Spizaetus cirrhatus Sitaan dan serahan 22.Elang jawa Spizaetus barlelsi 1 23.Elang ular bido Spilornis cheela 24.Kasuari Casuarius casuarius 11 25.Nuri bayan Eclectus rotatus 30 Translokasi 26.Nuri kalung ungu Eos squamata 1 Serahan 27.Kakatua jambul kuning Cacatua sulphurea 28.Bangau tongtong Leptoptilus javanicus 4 29.Jalak putih Strunus melanopterus 12 30.Merak hijau Pavo muticus 4 31.Kura-kura batok Cuora amboinensis 32.Kura-kura bajuku Orlitia borneoensis 33.bangau bluwok Mycteria cinerea 1 34.Labi-labi moncong babi Carettochelys insculpta 35.Kura-kura indian star Geochelone elegans 36.Buaya sinyulong Tomistoma schlegelii 1 37.Perkici pelangi 38.Nuri merah Lorius sp 39.Kakatua raja Cacatua alba 40.Kakatua triton Cacatua galeritta 41.Kuntul sedang Egretta intermedia 3 42.Bangau stormi Ciconia stormi 43.Ibis cucuk besi Threskiornis melanocephalus 44.Kangguru 45.Betet Psittacula alexandri 2 46.Elang bondol Haliastur indus
B.Sumber Satwa
Satwa-satwa yang ada di PPS Cikananga berasal dari berbagai sumber. Sumber-sumber satwa antara lain sitaan dari orang-orang yang memelihara satwa-satwa, serahan secara sukarela dari masyarakat dan translokasi dari PPS lain. Translokasi biasanya berasal dari KONUS Bandung, Alur Jalarta, PPS Tegal, SKW II dan dari Kebun Binatang. Serahan bisa dari pribadi atau satwa yang tertangkap oleh masyarakat yang diserahkan ke PPS. Ada juga serahan yang berasal dari Pelabuhan Ratu, misal Macaca fascicularis. Satwa sitaan biasanya berasal dari orang-orang yang tertangkap memlihar satwa yang dilindungi, seperti harimau sumatera yang disita dari Agus Gunawan.
KONDISI SATWALIAR
A. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) Harimau sumatera yang ada di PPSC cukup sehat dan gemuk. Harimau sumatera ini diletakkkan di kandang tertutup dengan kandang tidur berukuran 1 m x 7 m x 4 m dan kandang main berukuran 7 m x 8 m x 4 m. Di dalam kandang terdapat tanaman pisang dan talas. Selain itu juga terdapat kolam kecil yan berfungsi sebagai tempai minum dan mandi. Pakan harimau sumatera berupa daging ayam, kelinci dan kambing sebanyak 5 kg sehari. Terdapat hari puasa yaitu hari Selasa dan Jum’at. B. Macan Tutul (Panthera pardus) Jumlah macan tutul yang ada hanya 2 ekor dengan kandang terpisah. Macan tutul ini juga diletakkan di kandang tertutup dengan ukuran 8 m x 8 m x 4 m. Di dalam kandang terdapat tempat istirahat yang sekaligus digunakan sebagai tempat main. Vegetasi yang ada di dalam kandang berupa pisang, talas, semak dan rerumputan. Kondisinya cukup sehat, gemuk dan liar. Pakan berupa ayam, kelinci dan kambing sebanyak 3 kg tiap kali makan. Hati puasa Selasa dan Jum’at. C. Kucing Hutan (Felis bengalensis) Kucing hutan ini masih terlihat sangat ganas. Terletak di ruangan tertutup dengan ukuran 1,5 x 1,5 m x 1 m. Melihat kondisi sekelilingnya satwa ini baru untuk proses pengadaptasian. Kondisi kandang yang ditutup dengan terpal. Pakan kucin hutan ini daging antara lain ikan. Di salah satu kandang lainnya kucing hutan agak berbeda dengan yang masih baru. Kucing hutan tersebut tidak banyak bereaksi ketika manusia menghampirinya. Di kandang dengan luas 3 x 3 x 4 m. Seekor kucing hutan ini dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Vegetasi tumbuhan bawah juga terdapat disini. Tersedia air yang cukup. D. Owa Jawa (Hylobates moloch) Owa jawa yang ada di PPSC berjumlah 7 ekor dengan 5 ekor jantan dan 2 ekor betina. Owa jawa tersebut bernama Nakula, Sadewa, Mel Gibson, Eci, Gun, Septa dan Enuk. Owa jawa merupakan owa jawa dewasa yang berasal dari sitaan dari Pelabuhan Ratu, serahan dari masyarakat, serahan dari Cafe Monyet Bandung, serahan dari luar SKB, SKW II, Jabar I dan translokasi dari KONUS Bandung. Kandang owa jawa berupa kandang tertutup dengan ukuran 1 m x 1 m x 3 m. Di dalam kandang terdapat sarang dengan ukuran 30 cm x 20 cm x 40 cm dan ayunan. Kandang owa jawa ini dijaga oleh satu orang animal keeper. Tiap kandang berisi satu ekor owa jawa. Pakan owa jawa berupa nanas, kangkung, pisang dan jenisjenis sayuran serta buah-buahn lainnya. Pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi pada jam 08.00-08.30 WIB dan siang hari pada jam 13.00-13.30 WIB. Pembersihan kandang juga dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemeriksaan kesehatan dilakukan tiap 3 bulan. F. Lutung budeng (Tracypithecus auratus) Lutung budeng diletakkan di kandang besar dengan jumlah total 2 ekor. Kandang berupa kandang tertutup dengan ukuran 4 m x 4 m x 3 m. Di dalam kandang terdapat dahan yang sengaja diletakkan sebagai tenggeran, ayunan dan tempat minum. Pakan berupa labu, maekisa, jagung dan jenis-jenis buah lainnya. Pemberian pakan 2 kali sehari dengan menu pada pagi hari berupa 5 buah pisang, 1 buah apel, 1 buah markisa dan pada siang hari berupa semangka, nanas, jeruk. Pembersihan kandang juga dilakukan 2 kali dalam sehari. G. Monyet Ekor Panjang Monyet ekor panjang yang ada di PPSC berjumlah kurang lebih 50 ekor dengan struktur umur yang bervariasi mulai dari anak-anak sampai dewasa. Monyet ekor panjang terdapat pada 6 kandang yang masing-masing kandang berukuran 3 m x 2 m x 2 m. Pakan berupa markisa, pisang dan jenis-jenis buah lainnya yang disebar langsung di dalam kandang sebanyak dua kali sehari. Pembersihan kandang juga dilakukan dua kali sehari. H. Beruk Beruk yang ada di PPSC juga berjumlah kurang lebih 50 ekor dengan struktur umur yang bervariasi pula. Beruk yang ada cukup liar dan galak. Kandangnya berupa kandang tertutup dengan ukuran 3 m x 2 m x 2 m yang berjumlah 3 kandang. Letak kandang beruk berdekatan dengan kandang monyet ekor panjang. Pakannya sama dengan monyet ekor panjang. Di dalam kandang terdapat ayunan dan kayu sebagai tenggeran. I. Ungko Pada dasarnya, kandang ungko sama dengan kandang siamang hanya ukurannya saja yang berbeda. Kandang ungko kurang lebih adalah 1 m x 1 m x 1 m. Di dalam kandang terdapat sarang, ayunan, tempat makan dan tempat minum. Ungko yang ada terdiri atas ungko coklat 2 ekor, ungko hitam 4 ekor dan ungko kelabu 1 ekor. Pakan berupa buah-buahan dan sayuran dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari. J. Elang Brontok Elang brontok terdapat di kandang tertutup bersama dengan elang-elang yang lain. Di dalam kandang terdapat tenggeran, tempat makan dan tempat minum. Pakan berupa daging marmut, kelinci, tikus dan kadal yang diberikan sekali dalam sehari. Pemberian pakan disesuaikan dengan porsinya masing-masing. Hari puasa bagi elang adalah hari Senin dan Kamis Kura-kura batok (Cuora amboinensis) Kura-kura batok terdapat di kandang yang berair dengan ukuran 2,5 m x 1 m x 1 m. Vegetasi yang ada berupa eceng gondok dan tanahnya agak berpasir. Beberapa jenis ikan yang dimasukkan kedalamnya sebagai pakan kura-kura ini. Pemberian pakan disesuaikan dengan porsi masing-masing. Kondisi kandang terdapat air dan juga daratan dikarenakan sifat kura-kura yang dapat hidup di dua alam.
PENGELOLAAN SATWA DI PPS CIKANANGA
Kegiatan pengelolaan di PPS Cikananga telah menjadi agenda dan sering dibicarakan oleh pihak-pihak Kehutanan, LIPI dan LSM-LSM. Program Pusat Penyelamatan Satwaliar ini berusaha untuk memadukan konservasi ke dalam kegiatan-kegiatan nasional melalui penguatan kapasitas, promosi pembangunan yang berkelanjutan, pengembangan sumberdaya manusia, pengembangan inovasi dan keterlibatan masyarakat lokal.
Tujuan pelaksanaan program ini adalah untuk mengakomodasikan hasil proses penyitaan atau penertiban satwaliar yang dilindungi sebagai salah satu tindak lanjut proses penegakan hukum yaitu membangun proses penegakan hukum dengan cara mempertahankan barang bukti dari keberlangsungan hidup satwaliar yang dilindungi sebagai proses penyitan dan penertiban dan membangun dan menyediakan media dan pusat konservasi serta pangkalan data. Hasil yang diharapkan dari adanya pisat penyelamatan satwa ini adalah berjalannya proses penegakan hukum sebagai upaya ”shock therapy” dan ’media pendidikan hukum” kepada semua lapisan masyarakat, menurunnya perdagangan hidupan liar yang ilegal, meningkatkan kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab moral masyarakat dengan berbagai bentuk upaya penyelamatan dan pelestraian satwaliar yang dilindungi. Pusat Penyelamatan Satwa biasanya juga menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai LSM, diantaranya : YPAL, PKBI, KSM Cikananga, LIPI, PKA, IPB, Kanwil Kehutanan, KSDA, Pemda Sukabumi (Bupati, Camat, Lurah), TRAFFIC, BOS, Primate Center, EAZA, NVD, dan lembaga konservasi ex-situ. Pengelolaan satwa di PPS Cikananga memiliki pola yang teratur. Ketika satwa masuk ke PPS, maka satwa dikarantina terlebuh dahulu selama 3 bulan. Setelah melalui masa karantina, satwa tadi dipindahkan ke kandang pre-release. Setelah satwa dinilai cukup mampu untuk dilepaskan ke alam liar, satwa tersebut dikeluarkan dari PPS dan masuk ke pusat Rehabilitasi sebelum satwa dilepasliarkan kembali ke alam. Pengelolaan kandang dirancang semirip mungkin dengan habitat asalinya. Ukuran kandang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan satwanya. Jenis kandang di PPSC terbagi atas 3 jenis yaitu kandang karantina, kandang sosialisasi dan kandang pre-release. Kandang karantina diperuntukan bagi satwaliar yang datang ke PPSC. Di kandang ini satwaliar akan diperiksa kondisi kesehatannya, biasanya lama karantina minimal 3 bulan, akan tetapi jika kondisi satwa tidak memungkinkan untuk dipindah ke kandang sosialisasi maka satwa itu belum boleh dipindahkan. Kandang sosialisasi digunakan untuk satwa yang telah melewati tahap pemeriksaan atau masa karanrina. Di kandang ini satwa disosialisasikan menurut spesiesnya. Setelah berhasil disosialisasikan satwa akan dipindahkan ke kandang pre-release. Kandang pre-release digunakan untuk satwa sebelin dilepasliarkan kembali. Kandang ini mirip seperti habitat aslinya.
STRUKTUR PENGELOLA PPS CIKANANGA
Pengelola di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga terdiri atas 35 staff yang terdiri atas :
Koordinator program (Andi Prima Setiadi) Konsultan ahli (Resit Sozer) Koordinator Humas (Budi Harto) Koordinator Penanganan Satwa (Djuhaemi) Koordinator Nutrisi (Cahyono) Koordinator Administrasi dan Keuangan (Afit Triana) Koordinator Kesehatan satwa (Drh. Munawar Kholis) Staff medis (Drh. Zulfi Arsan, Drh. Emmanuella, Drh. Ratih Budi) Administrasi dan keuangan (Mirawati, Agus Sanjaya) Pengurus satwa (Aan Suhanda, Usup Supriatin, Sutisna, Ajat Sudrajat, Neneng Amelia, Ondi Kurniawan, Deris Triana, Dian Elvita, Hendra Permana, Aos, Dede Herpiana) Staff Nutrisi (Suparman, Kusnadi, Ade Solihin) Keamanan (Robinson, Aih Renaldi, Sarkasih, Ujang Suparja, Lukman, Anwar) Staff Maintenance (Endang) Juru Masak (Yaya, Ati Nuryati)
KEGIATAN PENGEMBALIAN KE ALAM
Pelepasliaran dilakukan ketika satwa sudah lulus uji kelayakan di kandang pre-release dan uji kesehatan lebih lanjut, serta dapat menangkap mangsanya sendiri di kandang pre-release. Satwa yang sudah siap akan dipilihkan tempat yang mirip dengan habitat asalnya tapi tidak harus dari daerah dimana satwa itu didatangkan.
Kegiatan pengembalian satwa ke alam telah dilakukan oleh PPS Cikananga. Satwa-satwa yang sudah dikembalikan antara lain buaya muara, jalak putih, elang laut, elang brontok dan elang ular. Lokasi yang digunakan untuk melepaskan satwa-satwa ini adalah Cagar Alam Cikepuh, Lampung, dan kawasan-kawasan konservasi lainnya
KEGIATAN PENDUKUNG PPS CIKANANGA
Kegiatan pendukung yang ada di PPS Cikananga adalah adanya proyek sosial yang meliputi semua ongkos bangun, operasional serta kegiatan dari proyek ini ditanggung oleh PPSC, dan tidak ada pendapatan merupakan uang atau lainnya. Satwa yang diterima akan difasilitasi serta diurus oleh PPSC tanpa biaya apapun selama satwa tersebut masih diperlukan untuk persidangan atau selama masa proses rehabilitasi. Selain itu juga dilakukan kegiatan yang difasilitasi oleh PPSC seperti :
Pendidikan Penyuluhan Penyadartahuan Pengunjungan Wisata lokal terbatas PPSC jiga membantu penduduk di sekitar lokasi dengan memperbaiki perairan, perbaiki jalan, membangun WC, membibitkan dan menyebarkan bibit aren unggul, meningkatkan kapasitas SDM melalui KSM Cikananga, dan kesehatan masyarakat.
PENGEMBANGAN
Pengelolaan Pusat Penyelamatan Satwa di Cikananga telah berjalan begitu baik, meskipun baru berusia 4 tahun. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar menjadikan PPSC ini mampu menjalankan misinya dengan lancar. Untuk mengembangkan PPSC ini maka diperlukan kegiatan-kegiatan yang lebih maksimal lagi.
Kegiatan peningkatan sumberdaya manusia melalui upaya pendidikan dan pelatihan untuk menangani satwa-satwa liar perlu dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini akan menjadikan manusia atau masyarakat di sekitar sadar, paham dan mau mengelola satwaliar sesuai dengan sifat dasar satwaliar. Selain itu, kegiatan ini juga akan mengurangi tingkat perdagangan satwaliar yang dilindungi. Kegiatan penyuluhan dan penyadartahuan tentang satwaliar kepada masyarakat umum perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga masyarakat menyadari arti pentingnya satwaliar bagi kehidupan manusia itu sendiri. Promosi adanya PPSC sebagai tempat untuk pemulihan satwaliar tidak hanya ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelestarian satwaliar, akan tetapi juga harus disebarluaskan kepada masyarakat umum. Sehingga, bila ada praktek-praktek perdagangan satwaliar masyarakat secara langsung dapat menghubungi pihak PPSC. Pembuatan film mengenai penyelamatan satwaliar akan mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penyelamatan satwaliar. Selain itu, film ini akan menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menyayangi satwaliar. Upaya kemitraan perlu diperluas jaringannya sehingga upaya penegakan hukum tentang perdagangan satwaliar dapat diatasi dengan lebih mudah. Pengelolaan di PPS sendiri pun dapat berjalan dengan baik dengan mitra yang ahli dan mengerti dengan upaya penyelamatan satwaliar. Dana untuk pengelolaan PPSC pun tidak hanya menggantungkan pada satu donatur saja. Apabila, donatur bukan hanya satu, maka upaya pengelolaan satwaliar di PPSC akan menunjukkan angka keberhasilan yang tinggi. Tenaga ahli dalam bidang kesehatan satwa perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga angka kematian satwa di Pusat Penyelamatan Satwa dapat menurun bahkan tidak ada. Upaya pelepasliaran satwa pun dapat dilakukan tiap tahunnya dengan sukses. Upaya keamanan kandang perlu ditingkatkan sehingga tidak ada satwa yang lepas sebelum waktunya. Apabila satwa-satwa ada yang lepas, kemungkinan akan mengganggu masyarakat dan bila masyarakat tidak mengetahui bagaimana menangani satwaliar diduga satwa tersebut akan diburu oleh masyarakat. |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar