Laporan Wartawan Pos Belitung, Disa Aryandi
BANGKAPOS.COM, BELITUNG -- Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Suparman, menjelaskan, salinitas yang tinggi di sebuah perairan, khususnya muara atau sungai dapat membuat hewan yang berkehidupan di lokasi itu terganggu. Tidak terkecuali binatang buas, yaitu buaya. Pasalnya, untuk binatang buaya khususnya, tidak akan bisa hidup pada kondisi kadar garam yang tinggi.
Salinitas, lanjutnya, merupakan keasinan dari badan air, yang dapat mempengaruhi kehidupan hewan. Sebab, adanya salinitas bisa menggambarkan faktor untuk membantu memahami kondisi lingkungan dan organisme yang dapat ditemui diperairan tersebut.
"Kalau salinitas kadar garam air itu sudah tinggi, tetap mereka (buaya-- red) akan terganggu," kata Suparman, kepada bangkapos.com, Jumat (24/4/2015).
Untuk pengukuran dari salinitas itu, kata Suparman, tergantung dari jarak permill antara muara dan lautan. Sebab, dekatnya muara maupun sungai itu dengan air laut, maka akan semangkin tinggi pula kadar garam yang masuk kedalam muara.
"Tapi kalau salinitasnya rendah, buaya pasti akan bisa hidup, dan sifat kehidupan buaya memang mencari salinitas yang rendah. Termasuk juga kadar PH mempengaruhi kenyaman kehidupan buaya. Soalnya buaya ini hanya hidup dipayau dan daratan," kata Suparman.
Disinggung mengenai kondisi perairan sungai Mirang saat ini, Suparman mengaku belum bisa mengatakan bahwa kondisi sungai tersebut tercemar, sehingga mengakibatkan populasi buaya terganggu. Pasalnya, sejauh ini pihaknya belum pernah melakukan pengecekan melalui laboratorium terhadap air di muara tersebut.
"Kita belum bisa katakan itu, soalnya sungai itu kecil. Kita mengecek pencemaran air itu melihat baku mutunya, seperti dari kebutuhan tertentu, dan untuk dikonsumsi. Apalagi sungai itu jauh dari aktivitas industri," bebernya.
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar