Buaya adalah salah satu dari sedikit mahkluk hidup
yang benar-benar tidak berubah sejak zaman dinosaur. Pada tahun-tahun terakhir ini, habitat buaya semakin terpuruk karena hutan rimba dibuka untuk pertanian dan industri, dan rawa-rawa serta sungai dikeringkan atau diubah menjadi konstruksi bendungan untuk irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Ditambah lagi dengan pemburuan liar buaya untuk diambil kulitanya yang berharga mahal, menyebabkan kebanyakan jenis buaya hampir punah. Yang menyedihkan lagi, buaya sering dibunuh hanya karena manusia tidak senang pada binatang ini, karena menakutkan dan membahayakan. Buaya umumnya menghuni habitat perairan air tawar, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan- hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia ( kadang- kadang juga manusia ) terkadang juga memangsa molusca dan crushtea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman Dinosaurus.Seperti bangsa- bangsa reptil yang hidup di air, cara makan mereka sedikit berbeda dengan hewan- hewan yang lain, biasanya mereka menyimpan makanan mereka sampai busuk di dalam air ato di sarang- sarang mereka Perkembangbiakan
Perkembangbiakan Buaya sangat sering terjadi pada musim hujan. Pada musim bertelur dibulan November sampai dengan bulan April seekor induk betina mampu menghasilkan 30-60 butir telur dan akan menetas dalam tempo tiga bulan. Suhu yang optimum bagi telur untuk menetas adalah sebesar 31,6 derajat celcius. Disaat-saat seperti ini induk betina akan berubah menjadi sangat buas. Induk betina biasanya menyimpan telur-telurnya dengan membenamkannya di tanah atau di bawah seresah daun. Dan kemudian induk tersebut menunggu dari jarak beberapa meter.
Kerajinan Kulit Buaya
Tujuan penting proyek buaya adalah peningkatan pendapatan rakyat setempat. Di sungai ini terdapat jenis buaya Papua yang sangat terkenal, yakni buaya muara (Crocodile porossus) danbuaya darat (Crocodile novaquinea). Dua jenis buaya ini menjadi sumber hidup utama masyarakat. Masyarakat memburu dan menangkap buaya
untuk dimakan sebagai makanan, dan untuk dijual kepada pengusaha ilegal. Sama halnya dengan kebanyakan desa di pedalaman Papua, perjalanan ke kota yang terdekat makan waktu beberapa hari pakai prahu dan lewat darat, dan hubunganutama dengan tempat lain di propinsi merupakan sebuah landasan terbang sementara. Sampai baru-baru ini, sebenarnya sumber pendapatan
yang satu-satunya hanya dari pemburuan buaya atas permintaan tengkulak/juragan
kulit illegal yang membayar imbalan sedikit sekali pada orang setempat dan mendorong
mereka untuk membunuh buaya dewasa sembarangan.
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar