Alligator Sebagai Keystone spesies
Alligator dianggap sebagai keystone spesies oleh karena itu peranan alligator sangatlah penting, ia berperan dalam keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah membuat lubang pada saat musim hujan. Lubang tersebut dibuat menggunakan moncong dan ekornya. Lubang itu dapat menampung air dan menyediakan tempat perlindungan pada saat musim kering. Lubang-lubang menyediakan sumber air yang vital untuk ikan, serangga, crustacea, ular, kura-kura, burung, dan binatang lain. Dan manfaat lebih lanjut alligator juga dapat menyediakan sumber makanan. Lubang alligator digunakan sebagai tempat bertelurnya kura- kura perut merah florida (Chrysemys nelsoni) Selain itu, untuk kekeringan, buaya Amerika juga mampu bertahan hidup pada suhu di bawah nol. Ketika suhu mulai turun, buaya itu berkurang tingkat metabolisme, dan berhenti untuk mencari makanan di bawah 20-23 derajat Celsius, mundur ke liang yang digali di tempat yang selamat dari musim dingin dengan menggunakan cadangan energi yang tersimpan. Hebatnya, di luar liang, spesies ini juga mampu bertahan hidup kondisi pembekuan, menenggelamkan tubuhnya, tapi tetap lubang hidungnya di atas air untuk bernapas, yang kemudian terperangkap di sekitar permukaan es. Selain berperan sebagai keystone spesies alligator juga memiliki manfaat lain, yaitu: • Keberadaan alligator di beberapa daerah menunjukkan peningkatan jumlah merkuri. • Ekstrak leukosit alligator bisa menghancurkan 23 strains bakteri termasuk jenis-jenis bakteri yang resisten antibiotik. ilmuwan mengatakan bahwa kandungan darah alligator amerika (sejenis buaya kecil dengan kepala lebih pendek dan gepeng) bisa menghancurkan 23 strains bakteri termasuk jenis-jenis bakteri yang resisten antibiotik. Menurut penelitian yang dihadirkan dalam pertemuan nasional masyarakat kimia amerika, kandungan antifungi dan anti bakteri ini juga mampu menghancurkan virus HIV pada taraf tertentu. Penemuan juga menyatakan bahwa konsentrasi tinggi dari serum alligator adalah bersifat racun bagi sel-sel manusia. para ilmuwan percaya bahwa kulit beberapa hewan termasuk katak,kodok, komodo raksasa dan crocodil (buaya besar) juga mengandung peptida-peptida yang sama. Para peneliti yakin bahwa penelitian tersebut akan menghasilkan pengembangan antibiotik yang lebih kuat untuk melawan infeksi khususnya secara individu, mulai dari borok kaki akibat diabetes, luka terbakar, dan penyakit autoimmune. |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar