Meski merupakan perenang yang buruk, peneliti menemukan bahwa buaya air asin (juga dikenal sebagai estuarin) biasa melakukan perjalanan jauh di lautan terbuka dengan menunggangi arus laut. Penemuan ini, dipublikasikan di Journal of Animal Ecology, memecahkan misteri yang belum diketahui mengenai kenapa buaya air asin (Crocodylus porosus) ditemukan di banyak tempat dengan cakupan jarak yang jauh di seluruh Pasifik, dan tidak menyimpang menjadi spesies yang berbeda. Peneliti melacak 27 buaya air asin dewasa selama satu tahun menggunakan tag dan transmisi matahari. Penggunaan tag ini memperlihatkan bahwa buaya secara individu, baik jantan maupun betina, biasanya mengarungi lebih dari 50 kilometer dari sungai tempat mereka ke laut luas. Seekor buaya mengarungi 590 kilometer dalam 25 hari; lainnya mengarungi 411 kilometer dalam 20 hari.
"[Buaya] dapat bertahan hidup untuk periode yang lama di air asin tanpa makan atau minum, jadi dengan melakukan perjalanan hanya ketika arus permukaan sesuai, mereka akan bisa berpindah tempat jarak jauh melalui laut. Ini tidak hanya membantu menjelaskan bagaimana buaya estuarin berpindah antar kepulauan antar samudra, namun juga menyumbangkan teori bahwa buaya telah melewati halangan-halangan utama laut selama masa evolusi mereka dahulu," ujar penulis Dr Hamish Campbell dari University of Queensland. Keberadaan buaya air asin terdapat dari India hingga Fiji dan dari Cina Selatan hingga Australia Utara. Mereka adalah spesies buaya terbesar di dunia kunjungi juga buaya air asin | ||
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar